Jumat, 09 Mei 2014

Alat perkembangbiakan



 
Alat Perkembangbiakan (Organum Reproductivum)
Alat perkembangbiakan (Organum Reproductivum) adalah bagian dari tumbuhan yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru dengan cara memisahkan diri secara alami atau secara sengaja dipisahkan oleh manusia dari tanaman induk.
1. Reproduksi Vegetatif (aseksual) yaitu bagian tubuh tumbuhan yang dapat tanpa didahului dengan perkawinan.
·      Alat perkembangbiakan vegetatif alami yang terjadi menurut sifat pembawaan tumbuhan itu sendiri. contohnya umbi batang pada kentang (Solanum tubersum), umbi lapis pada bawang merah (Allium sepa), rimpang pada tumbuhan tasbih (Canna edulis Kerr), gergih pada arbe (Fragraria vesca) dan tunas pada pisang (Musa sepientum)
·      Alat perkembangbiakan vegetatif buatan, yang hanya terjadi karena disengaja oleh manusia. contohnya seperti stek, mencangkok, okulasi, merunduk dan lain-lain
2.  Reproduksi Generatif (seksual) yaitu alat pertkembangbiakan yang terjadinya didahului oleh peristiwa  
     perkawinan.

BUNGA (FLOS)
 
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif, yang terdapat pada sebagian tumbuhan berpembuluh (Antophyta).  jika diperhatikan susunan mudahlah diketahui bahwa bunga adalah modifikasi dari suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.

Tunas yang mengalami perubahan bentuk menjadi bunga itu biasanya batangnya lalu terhenti pertumbuhannya, merupakan tangkai dan dasar bunga, sedang daun-daunnya sebagian tetap bersifat seperti daun, hanya bentuk dan warnanya berubah, dan sebagian lagi mengalami metamorphosis menjadi bagian-bagian yang memainkan peranan dalam peristiwa-peristiwa yang akhirnya akan menghasilkan calon individu baru tadi.
Berhubungan dengan terhentinya pertumbuhan batang, maka ruas-ruas menjadi amat pendek, sehingga bagian bunga yang merupakan metamorphosis daunnya tersusun amat rapi satu sama lain, bahkan biasanya bagian-bagian tadi tampaknya seakan-akan tersusun dalam lingkaran-lingkaran. Bertalian dengan letak dan susunan bagian-bagiannya bunga ini dibedakan atas :
-           Bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (acyclis), misalnya bunga cempaka (Michelia champaka L.)
-           Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (cyclis), misalnya : bunga terong (Solanum melongena L.), bakung (Hymenocallis littoralis Salisb.)
-           Bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain terpencar atau menurut garis spiral (hemicyclis), misalnya bunga sirsak (Annona muricana L.)
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah :
-          Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya,
-           Warnanya,
-           Baunya,
-          Ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.
Demikian karakteristik dan sifat-sifat tersebut untuk setiap jenis atau golongan tumbuhan, oleh karenanya sifat-sifat bunga tersebut menjadi tanda pengenal tumbuhan yang paling utama.

Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Ada kalanya pada suatu tumbuhan hanya terdapat satu bunga saja, misalnya pada tumbuhan coklat (Zephyranthus rosea Lindl.), tetapi umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya mampu menghasilkan satu bunga saja disebut tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), dan jika tumbuhan tersebut dapat menghasilkan banyak bunga dinamakan tumbuhan berbunga banyak  (planta multiflora).
Menurut tempat tumbuhnya bunga pada tumbuhan, dapat dibedakan menjadi :
Jumlah bunga pada tumbuhan
·      Tumbuhan berbunga satu/tunggal (planta uniflora) contohnya bunga Zephyranthus rosea Lindl.)

·      Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora) mmumnya terdapat disemua tumbuhan.

Letak Bunga pada Tumbuhan
·      Bunga pada ujung batang (Terminalis), misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcherrima)


·      Bunga di ketiak dauan (lateralis/aksilaris), misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L)

·      Bunga yang letaknya pada batang (kauliflorus), misalnya nangka (Arthocarpus heterophyllus)
 

·      Bunga yang menempel pada tumbuhan lain (Epifilus), misalnya Epiphyllum hookerii.


Selain dari itu pada suatu tumbuhan dapat kita lihat, bahwa bunganya yang besar jumlahnya itu dapat :
·      terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang sepatu 
·      berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam. suatu rangakaian bunga dinamakan pula bunga majemuk (anthotaxis/inflorescentia)misalnya pada kembang merak. 
Bunga majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)


Yaitu terdapat dua bunga atau lebih pada satu ibu tangkai yang sama.
Pada bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut :
  1. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :
a.       Ibu tangkai bunga (Pedunculus, pedunculus communis atau rhachis), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung buga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang, dan cabang-cabangnya bercabang lagi, dapat pula sama sekali tidak bercabang.
b.       Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
c   Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.

  1. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yaitu :
o   Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian serupa dengan daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya
 o   Daun tangkai (bracteole), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga, pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedangkan pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, dibagian atas bunga.
o   Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang sering kali menyelubungi seluruh bunga majemuk yang belum mekar, misalnya terdapat pada bunga kelapa (Cocos nucifera L.), iles-iles (Amorphophallus variabilis Bl.).
o   Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.).
o   Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak, misalnya pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), kapas (Gossypium sp.).
o   Daun-daun kelopak (sepalae).
o   Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae).
o   Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan bunga sama bentuk dan warnanya.
o   Benang-benang sari (stamina).
o   Daun-daun buah (carpella).





Berdasarkan sifatnya, daun majemuk dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :
  1. Bunga majemuk tidak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunnan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas
  2. Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, inflorescentia centrifuga atau inflorescentia definita), yaitu bunga majmeuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatasBerdasarkan jumlah cabangnya, bunga majemuk berbatas dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
-          Bersifat ”monochasial” jika ibu tangkai hanya memiliki satu cabang. Ditemukan pada tumbuhan berbiji tunggal misalnya kapas (Gossypium sp.)
-          Bersifat “dichasial” jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan misalnya pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiatae).
-          Bersifat “pleiochasial” jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang, misalnya pada bunga oleander (Nerium oleander L.)



  1. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk yang berbatas maupun yang tak berbatas.
Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala)
Digolongkan lagi mejadi dua macam : 
Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang atau bunga terdapat pada ibu tangkai.
·         Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya. Dan ada juga yang ibu tangkainya bercabang dengan masing cabang mendukung satu bunga misalnya bunga merak (Caesalpinia pulcherima Swartz.).

·         Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai,  misalnya bunga jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.)

·         Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya, terdapat pada sirih (Piper betle L.)

·         Tongkol (spadix), seperti bulir tetapi ibu tangkai besar, tebal dan sering kali berdaging, misalnya pada iles-iles (Amorphophallus variabilis Bl.), jagung (Zea mays L.), tetapi hanya bunga yang betina.

·         Bunga payung (umbella), yaitu yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya dengan satu daun pelindung pada pangkalnya. Terdapat pada tumbuhan suku Umbelliferae, misalnya : daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.) contohnya pada wortel (Daucus carota L.).



·         Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu yang ibu tangkainya melebar dan merata sehingga seperti cawan dan pada bagia itulah tersusun bunga-bunganya yang pada pangkalnya terdapat daun pembalut (involucrum) misalnya bunga matahari (Helianthus annuus L.). Terbagi atas dua macam, yaitu bunga pita yang merupakan bunga mandul yang terdapat disepanjang tepi cawan dan bunga tabung yang terdapat diatas cawannya sendiri dengan bentuk tabung.



·         Bunga bongkol (capitulum), seperti bunga cawan tetapi tidak memiliki daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkainya membengkak sehingga berbentuk seperti bola. Umumnya terdapat pada tumbuhan suku Mimosaceae misalnya lamtoro (Leucaena glauca Benth.).

·         Bunga periuk (hypanthodium), terbagi atas dua bentuk :
-          Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga berbentuk bulat atau silinder dan tidak berdaun pembalut. Misalnya pada keluwih (Artocarpus communis Forst.)

-          Ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi dan sama sekali tak tampak dari luar, misalnya pada lo (Ficus glomerata Roxb.)

    II.            Ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi.
Digolongkan lagi sebagai berikut :
·         Malai (panicula), ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula cabang—cabangnya, misalnya bunga mangga (Mangifera indica L.)

·         Malai rata (corymbus ramosus), ibu tangkai mengadakan percabangan secara merata seperti bidang datar, misalnya bunga soka (Ixora grandiflora Zoll. et Mor.)

·         Bunga payung majemuk (umbella composite), yaitu suatu bunga payung yang tersusun dan terdapat daun pembalut, misalnya pada adas (Foeniculum vulgare Mill.)

·         Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula, misalnya bunga kelapa (Cocos nucifera L.) dan palma (Palmae) umumnya.


·         Bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga bercabang-cabang yang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir, misalnya bunga jantan pada jagung (Zea mays L.)


b.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, inflorescentia centrifuga atau inflorescentia definita),
·         Anak payung menggarpu (dichasium), yaitu satu bunga pada ujung ibu tangkai, dibawahnya ada dua cabang sama panjang yang setiap ujungnya ada satu bunga. Bunga yang mekar hanya yang diujung ibu tangkai, misalnya melati (Jasminum sambac Ait.)
·         Bunga tangga atau bercabang seling (cincinnus), yaitu ibu tangkainya melakukan percabangan berseling bergantian ke kiri dan ke kanan, misalnya buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
·         Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai membentuk satu cabang dengan sudut siku-siku sehingga seperti spiral atau sekerup, misalnya kenari (Canarium commune L.)
·         Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.

·         Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, terletak pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang. Sehingga bunga terdapat pada tempat yang sama tingginya, terdapat pada tumbuhan suku Iridaceae.

c.       Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta) 
      Yaitu bunga majemuk yang merupakan campuran dari sifat-sifat bunga majemuk berbatas dan tak berbatas, misalnya bunga soka (Ixora paludosa Kurz)